Apa Saja Manfaat dari JOMO?
Menerapkan konsep JOMO dalam kehidupan sehari-hari ternyata memiliki berbagai manfaat. Adapun manfaat dari JOMO, antara lain:
Pertanyaannya sekarang, apakah JOMO baik atau justru malah buruk? Walaupun ada banyak alasan positif untuk menerapkan konsep hidup JOMO, itu bukan berarti kamu harus berusaha keras menjalaninya selama 24/7, lho.
Pasalnya, ada waktunya konsep hidup FOMO dapat menjadi motivator bagi seseorang untuk keluar dari zona nyaman dan menjelajahi hal-hal baru yang mungkin sebelumnya tak pernah dicobanya.
Selain itu, FOMO juga dapat memungkinkan seseorang mendapatkan ide-ide baru yang tak pernah mereka pikirkan sebelumnya dengan melihat kegiatan, aktivitas, atau tren yang sedang dilakukan oleh orang lain.
Bagaimana Mengubah Gaya Hidup FOMO menjadi JOMO?
Kalau kamu merasa FOMO telah memberikan dampak negatif dan ingin menerapkan konsep hidup JOMO, maka bisa ikuti tips dari Albers untuk mengubah gaya hidup dari FOMO menjadi JOMO. Adapun beberapa tipsnya, antara lain:
Menentukan batasan secara selektif
Untuk mengubah FOMO menjadi JOMO, maka kamu juga perlu menetapkan batasan di semua aspek kehidupan. Dengan kata lain, cobalah untuk lebih selektif dalam mengatur waktu.
Di sini, kamu bisa mempertimbangkan lagi untuk ikut berpartisipasi dalam acara atau kegiatan, yang benar-benar membuat kamu merasa gembira.
Jika kamu tahu ada kegiatan atau acara yang membuat kamu merasa tidak nyaman, lebih baik dipikirkan dulu secara matang apakah itu benar-benar membuatmu senang atau justru malah untuk menyenangkan orang lain.
Mengenal Arti Bahasa Gaul FOMO, JOMO, FOBO, Yolo, dan Cara Penggunaannya
Nah, supaya nggak salah menggunakan istilah dari bahasa gaul itu, simak perbedaan arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO di bawah! Selain itu, ketahui juga cara penggunaannya yang tepat.
Baca juga: Artinya Instahusband: Kisah di Balik Foto Instagram Estetik Pasangan
FOBO adalah kembaran istilah FOMO
Istilah unik bahasa Inggris lain yang biasa kamu temukan dalam bahasa gaul ada FOBO, yaitu Fear of Better Option. Dalam bahasa Indonesia artinya takut akan opsi lebih baik.
Orang-orang yang mengalami FOBO terjebak pilihan-pilihan yang harus diambil saat dihadapkan pada suatu keputusan. Akibat dari ragu mengambil keputusan, kamu secara obsesif akan memikirkan semua pilihan karena takut kehilangan opsi terbaik dan nantinya menyesal.
FYI, istilah ini diciptakan oleh Patrick McGinnis, pemodal ventura AS yang dikenal juga sebagai pencetus istilah FOMO. Cara mengatasi FOBO, kamu perlu percaya akan keputusan yang telah diambil, dan mengetahui dampak dari keputusan tersebut.
Baca juga: Istilah Anak Jaksel dalam Circle Pergaulan | Sudah Tahu Belum?
YOLO atau You Only Live Once pasti sangat sering kamu mendengarnya. Bagi sebagian orang, istilah ini seperti mantra untuk nggak membuang-buang waktu dan lakukan apa yang diinginkan saat ini.
Hidup hanya sekali dan banyak orang ingin lebih menikmati hidup daripada memikirkan pendapat orang lain.
Tapi kalau kamu salah kaprah dengan artinya YOLO dan hanya fokus pada kesenangan semata, bisa-bisa nanti berdampak negatif, seperti sembrono melakukan pengeluaran tanpa memikirkan dampak panjang.
Istilah ini sebenarnya memiliki makna motivasi supaya kamu menjalani hidup lebih bermakna. Mengisi kehidupan kamu dengan hal-hal bermanfaat.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
Itulah arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO. Kini, kamu nggak perlu bingung lagi cara penggunaannya yang tepat. Ternyata bukan sekadar bahasa gaul saja, kan? Semoga membantu, ya!
Cari kost coliving dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja!
Tersedia berbagai pilihan jenis kost coliving Rukita yang berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis. Nggak hanya di Jabodetabek dan pulau Jawa saja, ada juga di beberapa kota Indonesia lainnya!
Tapi, kalau kamu punya budget pas-pasan dan sedang mencari kost harga ekonomis fasilitas lengkap, bisa kepoin Infokost.id. Tersedia kost di beberapa kota di Indonesia dengan harga sewa murah!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung kunjungi www.rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @rukita_Indo, Twitter di @rukita_Id, dan TikTok @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Manfaatkan waktu tanpa terlibat dengan media sosial
Konsep JOMO memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Itu karena menurut Albers, penyebab orang menjadi FOMO (Fear of Missing Out) karena media sosial.
Pasalnya lewat media sosial, orang-orang dapat menelusuri feed teman dan melihat apa yang mereka lakukan. Hingga akhirnya terciptalah emosi yang muncul seperti kesedihan, kebencian, dan kecemburuan.
Berangkat dari situ, Albers berpendapat bahwa penawar FOMO adalah menjauh dari media sosial. Oleh karena itu, jika ingin mengubah konsep hidup dari FOMO menjadi JOMO, maka kamu perlu memanfaatkan lebih banyak waktu tanpa terlibat dengan media sosial.
Akan tetapi, bagi kamu yang sudah sering berselancar di media sosial, mungkin rasanya agak sulit untuk berhenti total dari media sosial. Jika kamu merasa berat, maka jangan khawatir dulu.
Alih-alih berhenti total dari media sosial, kamu bisa memilih untuk membatasi penggunaan waktu yang dihabiskan untuk media sosial seperti Instagram atau TikTok. Nantinya, sisa waktu yang ada bisa kamu manfaatkan untuk fokus melakukan kegiatan lainnya.
Misalnya, kamu biasanya menghabiskan waktu sekitar empat jam di media sosial. Untuk membatasinya, kamu bisa mengurangi waktu berselancar di media sosial menjadi tiga setengah jam, lalu kurangi lagi menjadi setengah jam, hingga mencapai target yang diinginkan.
Yuk, mengenal arti Fomo, Jomo, Fobo, dan Yolo!
Sudah sering mendengar istilah FOMO, JOMO, FOBO, ataupun YOLO? Keempat kata itu merupakan singkatan dari istilah bahasa Inggris yang sering digunakan sebagai bahasa gaul. Paling banyak nih, digunakan oleh generasi milenial dan gen Z.
Lantas, apa sebenarnya arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO? Ternyata istilah-istilah itu bukan hanya sebatas bahasa gaul, namun juga berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang.
JOMO: Definisi, Asal-Usul, Manfaat, dan Cara Menerapkannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Dikutip dari Cleveland Clinic, JOMOadalah singkatan dari Joy of Missing Out yang berarti konsep untuk menemukan kegembiraan atau kepuasan dengan tidak ikut, serta atau memilih untuk melewatkan suatu aktivitas, dan lebih memprioritaskan diri sendiri.
Menurut psikolog Susan Albers, PsyD, konsep JOMO dapat membantu seseorang untuk lebih sadar dengan keinginan yang memang ingin mereka ikuti, dan bukan memilih aktivitas atau kegiatan yang membuat mereka merasa tertekan untuk ikut serta.
Contohnya, saat ada undangan pesta ulang tahun. Mungkin kamu merasa wajib untuk menghadirinya. Dengan menerapkan JOMO, kamu dapat memutuskan untuk melewatkan pesta tanpa harus merasa bersalah dan takut ketinggalan dengan acara tersebut.
"JOMO memungkinkan kamu untuk menjadi diri sendiri dan jujur, tentang apa yang benar-benar ingin kamu lakukan dan apa yang kamu hargai," kata Albers.
Memberanikan diri untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang tidak kita sukai
Tidak ada salahnya kok untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang memang tidak kita sukai atau kita tidak merasa nyaman. Selain itu, kamu juga tak perlu menyampaikan permohonan maaf karena berani mengatakan tidak pada sesuatu yang tidak kamu sukai.
Perlu kamu tahu, rasa bersalah karena mengatakan tidak memang lumrah terjadi saat kamu memutuskan untuk memprioritaskan diri sendiri. Akan tetapi, berani mengatakan tidak juga dapat membuat diri tidak terbebani dengan sesuatu yang memang tak disanggupi.
Menerapkan konsep hidup FOMO maupun JOMO sebenarnya tidak ada salahnya. Perlu kamu ketahui, ada waktu dan tempatnya tersendiri dalam hidup kamu untuk menerapkan konsep hidup FOMO dan JOMO.
Jika kamu ingin menerapkan konsep hidup JOMO, kamu perlu bertanya dulu kepada diri sendiri mengenai hal yang benar-benar kamu nikmati dan dapatkan kesenangannya sebelum memutuskan atau berkata 'iya' pada suatu kegiatan, acara, aktivitas, atau tren.
Selain itu, Albers juga menyarankan kamu untuk tanyakan pula kepada dirimu sendiri apakah kamu melakukan kegiatan itu hanya karena takut ketinggalan? Atau memang ada sesuatu yang benar-benar kamu ingin lakukan?
"Terkadang, yang kamu perlu lakukan hanyalah berhenti sejenak dan mengevaluasi apa yang benar-benar membuat kamu senang sebelum melakukannya," pungkas Albers.
Nah, itu dia definisi, asal-usul, manfaat, dan cara menerapkan konsep hidup JOMO sehari-hari. Jadi, apakah kamu benar-benar tertarik untuk mengadopsi konsep JOMO dalam kehidupanmu pribadi?
KOMPAS.TV-Istilah Fear of Missing Out dan Joy of Missing Out atau dikenal dengan (FOMO-JOMO) digunakan untuk menggambarkan kaitan seseorang dengan internet.
Keduanya seperti dua sisi koin, menyadur Kompas.tv Fear of Missing Out (FOMO) dikenal sebagai keinginan untuk terus terhubung dengan internet supaya tidak ketinggalan tren.
Sebaliknya, Joy of Missing Out (JOMO) merupakan cara terbaik untuk mengatasi Fear of Missing Out (FOMO) yakni meninggalkan internet dan masa bodoh dengan tren.
Karena belum akrab di masyarakat, banyak orang yang keliru dalam memaknai pengertian FOMO-JOMO.
"Kalau kita hanya sekadar ingin tetap keep up, dan sebenernya tidak takut melewatkannya juga, itu bukan FOMO. FOMO itu pola perilaku dan rasa takutnya seperti orang yang obsesif kompulsif", papar Adi Dinardinata, S.Psi, M.Psi. Psikolog & Dosen Fakultas Psikologi Universtas Diponegoro (UNDIP)
Adi menjelaskan, Fear of Missing Out( FOMO) adalah takut melewatkan sesuatu, bukan ingin selalu terhubung.
Sementara Joy of Missing Out (JOMO), bukan tentang melepaskan diri dari dunia maya dan meninggalkannya sama sekali.
Bagi Adi, Joy of Missing Out (JOMO) adalah sikap yang tetap merasa nyaman meskipun melewatkan banyak hal yang sebenarnya tidak ingin dilewatkan.
Jadi, jalan tengahnya adalah dengan menghadapi rasa takutnya, bukan melepasakan diri dari dunia.
Fear of Missing Out( FOMO) juga tidak melulu berkaitan dengan internet.
Beberapa fenomena Fear of Missing Out( FOMO), sebelum adanya internet adalah, takut ketinggalan berita takut melewatkan kesempatan yang diinginkan, bahkan takut melewatkan diskon.
Baca Juga: Dari Oppa hingga Kimci, Begini Syarat Kata Baru Bisa Terdaftar di KBBI
Editor Video & Grafis: Arief Rahman
Apa itu arti FOMO, JOMO, JOBO, dan YOLO? Cari tahu artinya FOMO dulu
Sebelum mengenal semua arti FOMO, JOMO, JOBO, dan YOLO, pertama ketahui dulu arti FOMO, yuk! FOMO merupakan singkatan dari Fear of Missing Out, sementara dalam bahasa Indonesia berarti takut tertinggal.
Orang-orang yang mengalami FOMO rasanya nggak ingin ketinggalan informasi atau melewatkan hal penting yang menyenangkan. Artinya bisa juga kecemasan mengetahui orang lain memiliki momen mengasyikkan, tapi kamu nggak ikut serta di dalamnya.
Pertama kali diperkenalkan tahun 2004, arti FOMO semakin sering digunakan sampai masuk ke kamus Oxford pada 2013, lho. Kalau kamu sedang lihat update instastory teman latar tempat yang bagus langsung penasaran “Aesthetic banget spot fotonya, di mana, ya?”
Jangan-jangan saat itu kamu sedang mengalami FOMO? Cara menghindari FOMO yaitu dengan melakukan detox media sosial atau batasi waktu bermain medsos, fokus pada diri sendiri, serta selalu bersyukur.
Kalau FOMO adalah rasa cemas ketinggalan ini-itu, artinya JOMO kebalikannya, nih. JOMO merupakan singkatan dari Joy of Missing Out. Istilah bahasa gaul ini memiliki arti kamu tetap senang meski tertinggal dan menikmati apa yang sedang dilakukan saat ini.
Kamu nggak perlu membandingkan kehidupanmu dengan orang lain maupun memikirkan apa kesenangan yang sedang orang lain lakukan. Eits, tapi jangan salah kaprah memahami penggunaan bahasa gaul satu ini.
Orang-orang yang JOMO bukan berarti tak acuh dengan sekitarnya. Kamu merasa puas dan cukup dengan kehidupanmu, sehingga lebih fokus pada hal-hal yang kamu senangi saja. Ya, tetap merasa nyaman meski melewatkan banyak hal yang sebenarnya kamu tak ingin melewatkannya.
Baca juga: 1432 Meaning dan Arti Bahasa Gaul Angka Lainnya di Media Sosial